Bocah Kurang Gizi di Tengah Megahnya Tanjung Duren, Pejabat Setempat Dipertanyakan Kepeduliannya

Jakarta, Perpek Media – Miris! di tengah megahnya kota Jakarta Barat di kawasan Tanjung Duren, siapa sangka ternyata masih ada seorang anak mengalami gizi buruk. Pihak keluarga pada 30 Desember 2022 lalu, mengaku tidak pernah mendapat perhatian maupun bantuan dari pejabat setempat.

Raditya yang sudah memasuki usia 5 (lima) tahun ini diduga sudah mengalami gizi buruk sejak balita, Dalam pantauan awak media dikediamannya Jl. Delima Kel. Tanjung Duren Selatan, Kec. Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Kamis (02/03/2023) diketahui bocah berusia 5 tahun ini belum bisa bicara, berjalan dan bergerak. Badannya hanya diam terbujur kaku, serta hanya bisa terbaring di sebuah tempat tidur atau duduk di sebuah dorongan bayi.

“Raditya alami kondisi gizi buruk terlihat saat usia umur dua tahun, yang dimana pertumbuhannya tidak sesuai seperti anak seperti biasanya” ujar Pamannya yang tidak mau disebutkan namanya saat diwawancarai di Tanjung Duren, Kamis (02/03) malam.

Kondisi keluarga Raditya terlihat memang memprihatinkan, mereka tinggal disebuah kontrakan kecil yang kurang memadai untuk satu keluarga. Pihak keluarga nya juga menuturkan, bahwa Raditya hingga saat ini belum mendapat bantuan apapun.

Perlu diketahui bocah dengan nama lengkap Berlian Raditya adalah seorang putra pertama dari pasangan suami istri Tommy dan Rogati.

Raditya saat ini diduga mengalami kondisi memprihatinkan seperti gizi buruk yang mengakibatkan tidak bisa berjalan hingga jari tangan dan kaki terkadang kaku seperti tidak bergerak.

“Kini Raditya harus diasuh dan dijaga oleh seorang janda tua sebagai nenek dari orang tua bernama Tomi selaku orang tua Raditya” ungkap Pamannya.

Lebih lanjut, Siti selaku nenek Raditya menceritakan terakhir saat cucunya ditimbang berat badan nya 12 kilogram. Oleh karena itu, berat badan Raditya tersebut tidak seperti anak-anak pada umumnya, dimana seusianya tersebut seharusnya memiliki berat badan 16 kilogram sampai 18 kilogram.

“Kurang lebih kami bawa ke dokter tiga bulan lalu dilihat beratnya sekitar 12 kilogram, saya enggak pernah nimbang lagi dan bawa kedokter lagi karena tidak adanya biaya.dan saat ini saya tidak tahu berapa berat cucu saya saat ini” terang Siti.

Menurut Siti, pejabat setempat dari tingkat RT sampai pemerintahan kurang memperhatikan kondisi yang telah diderita cucunya.

Siti mengatakan adalah warga yang mempunyai KTP dan bertempat tinggal di DKI Jakarta dari tahun 1980 an akan tetapi ia merasakan bahwa cucu nya tidak mendapat perhatian baik dari pejabat setempat maupun pemerintah.

“Tidak ada petugas terkait yang peduli maupun datang untuk membantu” ungkapnya.

Pihak keluarga selama ini sangat membutuhkan sekali bantuan dari petugas instansi terkait dan pemerintah agar Raditya bisa sehat kembali dan bisa hidup normal seperti anak sebayanya.

“Harapan saya sebagai neneknya yang menjaga dan mengasuh tiap hari, ingin Raditya segera sembuh, entah itu dibantu dengan dikasih vitamin, obat, alat apa atau dibantu apa,” kata Siti.

Diketahui kedua orang tua Raditya saat ini belum memiliki sebuah kartu sehat seperti BPJS atau KIS untuk berobat secara gratis di Puskesmas ataupun Rumah Sakit terdekat. Sementara itu, jika untuk biaya berobat ke dokter atau alternatif, orangtuanya tidak mempunyai biaya

Tommy selaku Ayah nya hanya bekerja sebagai tukang parkir di sekitaran Pasar Kopro Tanjung Duren Selatan, serta istrinya hanya seorang pekerja serabutan yang dimana berkerja untuk bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan berobat Raditya.

“Nikahnya anak saya kan tommy dan rogati sirih baru sah agama, belum resmi secara negara, jadi tidak punya kartu keluarga maupun BPJS” pungkasnya. (AT)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *