Kejanggalan Dalam Uji Rikes Penerimaan Siswa Bintara Polri, Ini Penjelasan Orang Tua Peserta!

Jakarta, Perpek Media – Seorang peserta berinisial AS calon Bintara Polisi Wanita (Polwan) merasa diperlakukan tidak adil saat uji tes Pemeriksaan Kesehatan (Rikes) tahap pertama, di Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Metro Jaya, pada Sabtu (13/05/2023). Menurutnya, perkiraan sekitar 100 peserta yang hadir dan beberapa diantaranya ada yang diloloskan petugas yang dimana ada kekurangan saat uji tes Rikes.

“Tes rikes di polda masuk pada jam sebelas, kelar jam setengah enam. Saya melihat suasana tes di sana ada sedikit kejanggalan bagi saya, karena diatas nomor peserta saya, saya melihat dia bermata min parah, dia tidak bisa menjawab huruf yang ada di computer tapi disaat pengumuman dia dinyatakan lolos” ungkapnya.

Lebih lanjut, AS menjelaskan bahwa pelaksanaan tes Rikes, setiap calon bintara membawa nomor peserta pendaftaran dari masing-masing Polres, selanjutnya nomor peserta dari Polres dikumpulkan. Kemudian, nomor pesertanya itu diganti oleh panitia Dokkes Polda Metro Jaya. Setelah itu, para peserta mengikuti tahap demi tahap untuk pemeriksaan kesehatan.

“Saya menjalani pemeriksaan tes mata, dimulai melihat dari ukuran besar, sedang dan paling kecil. Kalau saya gugurnya, pas lihat nomor paling kecil. Jadi kalau tidak bisa, kita harus jawab tidak bisa, bersuara, kedengeran. Karena saya mendapat urutan kelompok terakhir sekali, dari situ saya melihat semua aktifitas peserta dari awal hingga akhir dan mendengar ada peserta lain yang tidak bisa jawab, tapi saat pengumuman, ternyata lulus tes,” jelasnya saat diwawancarai, Senin (15/05/2023).

Lebih jauh AS mengatakan, bahwa dirinya saat itu seperti dibedakan dengan peserta lain. Katanya peserta yang tidak lulus tes diduga diloloskan mendapat sebuah perhatian lebih dari petugas.

“Ada sekitar 10 orang petugas berseragam. Saya enggak tahu namanya. Disitu peserta yang tidak lulus tapi lolos, itu saya lihat dari awal selalu didampingi petugas, sedangkan saya tidak ada yang dampingi,” bebernya.

Adapun peserta yang hadir termasuk dalam daftar calon Polwan Tahun Angkatan (TA) 2023, berasal dari beberapa Polres yang ada di wilayah hukum Polres Jakarta Barat. Para peserta tersebut kemudian dibagi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok yang mengikuti uji tes pemeriksaan kesehatan dilaksanakan di dalam ruangan.

“Peraturannya tidak boleh bawa handphone, tidak boleh memakai cincin, anting dan tidak bisa terlihat oleh peserta lainya. Tes nya itu didalam ruangan, kita harus bisa jawab nomor-nomor yang ditayangkan di sebuah proyektor,” sambungnya.

Di tempat yang sama, orang tua calon siswa Bintara Polwan yang tidak lolos mengatakan, “Saya mengakui anak saya gugur atau tidak lolos, karena memang ada kelemahan untuk melakukan tes saat pemeriksaan kesehatan. Akan tetapi sedikit kecewa karena mendengar cuhatan cerita dari anak saya yang dimana masih melihat banyaknya yang bermain mata dan diistimewakan, karena AS ini kebagian kelompok akhir jadi dia melihat dan mendengar semua saat pemeriksaan kesehatan pertama tersebut dari awal hingga akhir” jelas AT kepada awak media.

Lebih lanjut, AT (Ayah nya AS) yang juga seorang wartawan dari media cetak dan online menuturkan, “Disitu kata anak saya ada beberapa peserta perempuan casis bintara polri yang dimana sama seperti dia, tidak bisa melaksanakan semua tes kesehatan. akan tetapi ada beberapa casis peserta yang lolos sedangkan anak saya tidak memenuhi syarat” pungkasnya.

AT selaku orang tua, saat ini terus menyemangati AS dan mempersiapkan semuanya untuk mencoba lagi kesempatan berikutnya. “Harapan saya polri harus komitmen dengan pembukaan peserta anggota POLRI tahun 2023 dengan menggaungkan dengan kata (betah) bersih, transparan dan akuntabel” bebernya.

“Jadi jangan ada lagi tuh masih pada bermain mata atau ada Casis Peserta Anggota Polri yang diistimewakan” lanjutnya.

“Kalau mau bertanding, ayu harus adil dengan sama sama bertanding dengan gentlemen, kalo tidak bisa melakukan tes harus gugur jadi jangan ada lagi diduga yang tidak bisa menjalani semua tes dari panitia bisa diloloskan. jadi biar regenerasi anggota polri kedepan lebih baik lagi. Tidak ada lagi harapan kami masyarakat biasa yang berpikiran namanya untuk masuk anggota polri harus ada titipan atau sejumlah uang untuk meloloskan” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, AT mengaku sangat bangga dengan institusi Polri. Jadi menurutnya, jangalah dicemari oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Oleh karena itu anak saya ingin banget menjadi anggota polri yaitu polwan, karena melihat sosok polisi itu sangat membanggakan, makanya saya agak kaget, anak saya tiba tiba saja sudah mendaftar via online dan harapannya ingin sekali menjadi bagian anggota polri agar bisa membanggakan keluarga dan bisa menjadi selalu bermanfaat dalam melayani dan mengayomi masyarakat serta mengabdi kepada bangsa dan negara” tutupnya. (MR)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *